Demam batu akik yang menempa orang-orang di Tanah Air kelihatannya semakin tidak termonitor. Salah satu efek yang diakibatkan dari fenomena ini yaitu menjamurnya beberapa pedagang batu akik yang menjual barangnya diatas trotoar, seperti yang tampak di beberapa ruas jalan di Kota Bandung. 

Satu diantaranya di trotoar Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di seputar lokasi Margahayu, Kota Bandung. Beberapa pedagang batu akik serta konsumennya seakan tidak mempedulikan kesibukan mereka sudah bikin warga yang lain terganggu lantaran hadirnya beberapa pedagang batu akik yang penuhi trotoar itu sudah bikin warga pejalan kaki kehilangan haknya. 

Panorama sama juga tampak di Jalan Cihampelas, beberapa PKL batu akik penuhi sebagian titik di lokasi wisata berbelanja itu. Tidak cuma di Kota Bandung, di Kota Cimahi wabah batu akik juga berlangsung, satu diantaranya seperti yang tampak di selama trotoar Jalan Amir Mahmud, Kota Cimahi. 

Fenomena batu akik di dalam orang-orang ini, sesungguhnya bukanlah tanpa ada menyebabkan kecemasan. Terkecuali menganggu tata kota disebabkan menjamurnya beberapa pedagang batu akik di titik-titik yang semestinya steril dari aktivitas berdagang atau PKL seperti trotoar. Trend batu akik ini di kuatirkan bakal bikin lingkungan jadi rusak. 

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menyebutkan apa yang berlangsung di orang-orang masalah batu akik ini sudah bikin pihaknya cemas bakal berlangsung eksploitasi yang tidak termonitor oleh orang-orang pada beberapa website bersejarah di Jawa barat, terlebih yang dipercaya mempunyai kandungan batu alam permata seperti di lokasi Bandung Utara seperti Dago. 

 " Ada kecemasan fenomena ini jadi bikin lingkungan jadi rusak. Termasuk juga rusaknya situs-situs bersejarah yang mempunyai batu akik. Maka dari itu kita koordinasi dengan seluruhnya pihak, termasuk juga kepolisian untuk tingkatkan pengawasan pada beberapa pemburu batu akik lantaran website itu kan tidak bisa rusak atas basic serta argumen apa pun, " tegas Aher.

Post a Comment

 
Top