Makmun (55), seseorang pemburu batu Kalimaya diketemukan tewas tertimpa batu didalam lubang tambang, Senin (9/6). Perlu saat berjam-jam untuk mengevakuasi jasad warga Kampung Kroya, Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira Kabupaten Pandeglang dari kedalaman 18 mtr. ini.

Perjuangan Makmun mencari batu kalimaya sekurang-kurangnya mewakili potret nasib penambang sama di lokasi Banten. Kecelakaan mencari batu istimewa senantiasa menghantui didalam perut bumi.


Umumnya, penambang batu kalimaya masih tetap memakai langkah tradisional. Ada yang masuk memakai bambu juga sebagai tangga. Sedang keadaan di basic lubang bak jalan cacing yang bercabang, cuma disangga memakai balok-balok kayu.

Koni, penambang di Desa Marga Sari, Kecamatan Sajira Kabupaten lebak, menceritakan pengalamannya berburu batu kalimaya. Dengan peralatan seadanya, dia bikin lubang sedalam 9 sampai 11 mtr..

Menurut dia, untuk memperoleh batu kalimaya dengan kwalitas bunga paling baik sangat susah, serta tak dapat diprediksikan untuk memperolehnya.

" Susah memperolehnya, terkadang didalam berjam-jam sampai berbulan bln. belum pasti memperoleh kalimaya, " tutur Koni, Senin (2/3).

 Bahkan juga sepanjang masuk rimba berbulan-bulan, mereka pantang pulang. Sehari-hari di habiskan untuk menggali serta mencari batu mulia khas Banten itu. Masalah makan serta istirahat juga bertukaran.

Disamping itu, Yahya, entrepreneur batu kalimaya asal Lebak mengungkap, batu bercahaya sejuta warna sampai saat ini masih tetap jadi primadona beberapa kolektor serta warga umum. Dibanding dengan batu mulia yang lain, kalimaya mempunyai daya tarik sendiri.

Kelebihan batu kalimaya ada pada tingkat kesusahan memperolehnya serta corak kembangan. Makin bermacam serta banyak coraknya, makin meroket juga harga nya.

" Kembangnya beberapa macam. Terdapat banyak type serta itu yang bisa memastikan kelebihan kalimaya, " kata Yahya waktu didapati di tempat tinggalnya di Desa Parungsari, Kecamatan Sajra, Lebak, Banten, Sabtu (28/2).

Mengenai type batu kalimaya yang di jual di market terbagi dalam opal hitam, kalimaya kristal, kalimaya susu, serta kalimaya teh. Semasing mempunyai kelebihan sendiri.

Kelebihan corak kembang selanjutnya memastikan banderol batu kalimaya. Makin unik serta kaya warnanya, harga yang di tawarkan dapat meraih jutaan rupiah.

 Berdasar pada info yang dikumpulkan, batu kalimaya datang dari daerah Banten. Kata kalimaya merujuk pada penyebutan orang-orang lokal. Kali bermakna sungai, Maya adalah nama lain Sungai Maja yang mengalir di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten. Di pasar internasional, batu kalimaya dimaksud opal.

Namun dibalik pesonanya serta banyak peminat, kadang-kadang pedagang membanderol harga yang kelewat batas. Seperti pengalaman kolektor akik bernama Ajis. Dia pernah beli batu kalimaya dengan harga mahal namun tak sesuai sama keadaan barang.

" Kalimaya harga nya gila-gilaan, ceplak batok saja pedagang kasih harga walaupun kwalitas batu kurang. Telah gitu banyak kalimaya asli batu namun bukanlah asli Banten di market beredar, " kata Ajis waktu terlibat perbincangan dengan merdeka. com, Kamis (16/4).

Begitupun yang dirasa Ari, seseorang penggemar batu asal Lampung yang sering berburu kalimaya di Banten. Diakuinya pernah tertipu waktu berburu kalimaya Banten di salah satu pusat penjualan batu di Kota Serang. Dianya beli suatu batu opal hitam yang disebut-sebut oleh penjualnya adalah batu kalimaya asal Lebak. Tetapi sesudah dibeli serta terserang air, pancaran warna pada batu hilang saat itu juga.

" kecewa banget sebenernya, namun juga sebagai pengagum batu tidak mudah menyerah. Bila tidak ketipu tidak bisa pengetahuan, " kata Ari.

Post a Comment

 
Top