Demam batu akik tengah menempa tanah air. Dari mulai anak muda hingga orangtua keranjingan menggunakan perhiasan batu akik di jemarinya.

Booming didalam negeri namun susah berkompetisi diluar negeri. Itu yang berlangsung beberapa industri batu akik Indonesia. Apa yang bikin batu akik RI susah menembus pasar ekspor?

" Bila luar negeri itu kan itu kan perhiasan yang menengah ke atas, jadi batunya mesti bersertifikat. Desainnya juga lain. Memanglah lain pasar batu didalam negeri dengan luar negeri, " kata Dirjen Hubungan kerja Perdagangan Internasional Kemendag Bachrul Chairi di rakor di kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).

Ia memberikan, fenomena gandrung batu akik ini dapat merangsang mengkonsumsi dalam negeri. Karena sangat ramainya, ia juga mengamini data BPS masalah ekspor perhiasan yang turun di Februari.

" Penurunan ekspor perhiasaan ini ada tanda-tanda memanglah batu-batu akik banyak digunakan didalam negeri. Batunya berpindah ke negeri, serta cincinnya juga. Saya tidak tahu, ada rekan beli tiga hingga empat cincin batu akik. Saya selalu jelas, rekan saya gunakan di jari hingga empat, waaah, lantaran ini fenomena, " katanya.

Tetapi, lebih Bachrul, turunnya ekspor perhiasan juga bukanlah hanya lantaran fenomena batu akik, namun juga ada aspek eksternal yakni perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS).

" Aspek ke-2 yang bikin ekspor perhiasan turun, salah satu orang investasi itu kan dari perhiasan, kemungkinan dengan situasi saat ini beberapa orang menyusut investasinya mereka lari ke Amerika untuk investasi saham. Saham yang terlihat bakal tumbuh, " katanya.

Pada awal mulanya, BPS mencatat penurunan paling besar untuk ekspor non migas pada berlangsung di grup barang perhiasan/permata. Penurunannya meraih US$ 230, 1 juta (29, 94%) dari US$ 768, 5 juta pada Januari 2015 jadi US$ 538, 4 juta pada Februari 2015.

Post a Comment

 
Top